5 Tradisi Natal Unik dari Berbagai Belahan Dunia, Salah Satunya Sembunyikan Sapu
NATAL merupakan salah satu perayaan besar yang sangat dinantikan oleh
umat Kristiani. Selain memperingati hari kelahiran Yesus Kristus, momen
ini sering dimanfaatkan sebagian orang untuk berkumpul bersama
keluarga. Uniknya, setiap negara punya tradisi Natal yang berbeda-beda.
Jadi, bukan hanya sekadar berkumpul dan menyantap berbagai hidangan lezat saja, mereka juga melakukan beragam tradisi yang telah diwariskan turun temurun. Di India, contohnya, pohon Natal ternyata tidak dibuat dari pohon cemara melainkan pohon pisang atau mangga. Menarik bukan?
Festival Lentera Raksasa (Ligligan Parul Sempernandu), Filipina
Festival ini diadakan setiap tahun pada hari Sabtu sebelum Malam Natal di Kota San Fernando, Filipina. Berkat perayannya yang sangat meriah, Ligligan Parul Sempernandu menjadi salah satu festival yang selalu dinantikan oleh warga Filipina maupun masyarakat Internasional. Setidaknya sebelas desa turut ambil bagian dalam festival tersebut. Bukan tanpa sebab, setiap tahunnya, mereka berlomba-lomba membangun lentera terbaik dan terkadang memiliki desain yang unik.
Awalnya lentera dibuat dari kertas origami khas Jepang dengan bentuk yang sederhana. Namun saat ini, lentera yang dibuat oleh penduduk lokal justru terbuat dari berbagai bahan modern dan ukurannya menjadi lebih besar hingga mencapai enam meter. Seluruh lentera nantinya akan diterangi oleh lampu listrik yang bersinar dalam pola kaleidoskop.
Gavle Goat, Swedia
Sejak 1966, replika kambing atau goat setinggi 13 meter telah dibangun di pusat Gavle’s Castle Square untuk para kaum adven. Tanpa disadari, tradisi ini memunculkan sebuah tradisi baru, di mana orang-orang mencoba membakarnya. Sejak 1966, lebih dari 29 replika kambing raksasa telah dihancurkan, dan berakhir pada 2016 lalu. Jika Anda ingin melihat, seperti apa bentuknya, Anda dapat mengikuti perkembangannya di website resmi Visit Gavle.
Krampus, Austria
Perayaan Natal di Austria justru terlihat seperti Halloween. Sesosok makhluk menyerupai binatang akan berkeliaran di berbagai penjuru kota untuk menakuti anak-anak dan menghukum orang-orang jahat. Dalam tradisi Austria, St. Nicholas memberikan penghargaam kepada anak laki-laki dan perempuan kecil yang menyenangkan, sementara Krampus dikatakan akan menangkap anak-anak nakal dan membawa mereka pergi menggunakan karung. Tradisi ini biasanya dimulai pada minggu pertama bulan Desember, di mana para pemuda akan mengenakan pakaian seperti Krampus (terutapa pada malam St.Nicholas). Tugas mereka adalah menakutkan anak-anak dengan rantai dan suara lonceng yang berisik.
Ayam Goreng, Jepang
Sebuah tradisi unik juga dilakukan oleh penduduk asli Jepang. Hampir seluruh keluarga di Negeri Sakura itu melewatkan malam Natal dengan mengunjungi restoran cepat saji. Jika di Amerika Serikat dan negara lain memandang makanan cepat saji sebagai makanan 'kelas rendah', di Jepang makanan tersebut termasuk dalam kategori makanan mewah. Untuk menyantap 1 paket ayam goreng keluarga, Anda harus rela merogoh kocek sekitar Rp559 ribu, dua kali lipat dari yang ditawarkan oleh Negeri Paman Sam.
Tradisi unik ini pertama kali diperkenalkan oleh salah satu restoran cepat saji ternama, yakni KFC. Pada 1974 lalu, mereka sangat gencar melakukan promosi ke seluruh kota di Jepang, bahwa ayam goreng merupakan hidangan yang sempurna untuk merayakan Natal. Mengingat susahnya mendapatkan pasokan ayam kalkun di negara tersebut, promosi yang mereka lakukan pun mendapatkan respons positif dari penduduk asli Jepang. Tradisi menyantap ayam goreng pada malam Natal pun berlangsung hingga saat ini.
Menyembunyikan Sapu, Norwegia
Mungkin salah satu tradisi Malam Natal yang paling tidak lazim dapat ditemukan di Norwegia. Menjelang Natal, orang-orang biasanya akan menyembunyikan sapu mereka. Ini adalah tradisi yang telah dilakukan sejak berabad-abad lalu. Kala itu, penduduk asli Norwegia percaya bahwa para penyihir dan roh jahat akan keluar pada Malam Natal untuk mencari yang akan ditunggainya. Sampai hari ini, masih banyak orang yang menyembunyikan sapu mereka di tempat paling aman di rumahnya.
Info menarik : Taruhan bola , Bandar bola , Agent bola
Jadi, bukan hanya sekadar berkumpul dan menyantap berbagai hidangan lezat saja, mereka juga melakukan beragam tradisi yang telah diwariskan turun temurun. Di India, contohnya, pohon Natal ternyata tidak dibuat dari pohon cemara melainkan pohon pisang atau mangga. Menarik bukan?
Festival Lentera Raksasa (Ligligan Parul Sempernandu), Filipina
Festival ini diadakan setiap tahun pada hari Sabtu sebelum Malam Natal di Kota San Fernando, Filipina. Berkat perayannya yang sangat meriah, Ligligan Parul Sempernandu menjadi salah satu festival yang selalu dinantikan oleh warga Filipina maupun masyarakat Internasional. Setidaknya sebelas desa turut ambil bagian dalam festival tersebut. Bukan tanpa sebab, setiap tahunnya, mereka berlomba-lomba membangun lentera terbaik dan terkadang memiliki desain yang unik.
Awalnya lentera dibuat dari kertas origami khas Jepang dengan bentuk yang sederhana. Namun saat ini, lentera yang dibuat oleh penduduk lokal justru terbuat dari berbagai bahan modern dan ukurannya menjadi lebih besar hingga mencapai enam meter. Seluruh lentera nantinya akan diterangi oleh lampu listrik yang bersinar dalam pola kaleidoskop.
Gavle Goat, Swedia
Sejak 1966, replika kambing atau goat setinggi 13 meter telah dibangun di pusat Gavle’s Castle Square untuk para kaum adven. Tanpa disadari, tradisi ini memunculkan sebuah tradisi baru, di mana orang-orang mencoba membakarnya. Sejak 1966, lebih dari 29 replika kambing raksasa telah dihancurkan, dan berakhir pada 2016 lalu. Jika Anda ingin melihat, seperti apa bentuknya, Anda dapat mengikuti perkembangannya di website resmi Visit Gavle.
Krampus, Austria
Perayaan Natal di Austria justru terlihat seperti Halloween. Sesosok makhluk menyerupai binatang akan berkeliaran di berbagai penjuru kota untuk menakuti anak-anak dan menghukum orang-orang jahat. Dalam tradisi Austria, St. Nicholas memberikan penghargaam kepada anak laki-laki dan perempuan kecil yang menyenangkan, sementara Krampus dikatakan akan menangkap anak-anak nakal dan membawa mereka pergi menggunakan karung. Tradisi ini biasanya dimulai pada minggu pertama bulan Desember, di mana para pemuda akan mengenakan pakaian seperti Krampus (terutapa pada malam St.Nicholas). Tugas mereka adalah menakutkan anak-anak dengan rantai dan suara lonceng yang berisik.
Ayam Goreng, Jepang
Sebuah tradisi unik juga dilakukan oleh penduduk asli Jepang. Hampir seluruh keluarga di Negeri Sakura itu melewatkan malam Natal dengan mengunjungi restoran cepat saji. Jika di Amerika Serikat dan negara lain memandang makanan cepat saji sebagai makanan 'kelas rendah', di Jepang makanan tersebut termasuk dalam kategori makanan mewah. Untuk menyantap 1 paket ayam goreng keluarga, Anda harus rela merogoh kocek sekitar Rp559 ribu, dua kali lipat dari yang ditawarkan oleh Negeri Paman Sam.
Tradisi unik ini pertama kali diperkenalkan oleh salah satu restoran cepat saji ternama, yakni KFC. Pada 1974 lalu, mereka sangat gencar melakukan promosi ke seluruh kota di Jepang, bahwa ayam goreng merupakan hidangan yang sempurna untuk merayakan Natal. Mengingat susahnya mendapatkan pasokan ayam kalkun di negara tersebut, promosi yang mereka lakukan pun mendapatkan respons positif dari penduduk asli Jepang. Tradisi menyantap ayam goreng pada malam Natal pun berlangsung hingga saat ini.
Menyembunyikan Sapu, Norwegia
Mungkin salah satu tradisi Malam Natal yang paling tidak lazim dapat ditemukan di Norwegia. Menjelang Natal, orang-orang biasanya akan menyembunyikan sapu mereka. Ini adalah tradisi yang telah dilakukan sejak berabad-abad lalu. Kala itu, penduduk asli Norwegia percaya bahwa para penyihir dan roh jahat akan keluar pada Malam Natal untuk mencari yang akan ditunggainya. Sampai hari ini, masih banyak orang yang menyembunyikan sapu mereka di tempat paling aman di rumahnya.
Info menarik : Taruhan bola , Bandar bola , Agent bola
Tidak ada komentar