Mengenang Sejarah Korea saat Dijajah Jepang Zaman Dulu
SEJAK dulu masyarakat Indonesia sangat menyukai budaya Korea, baik lewat film drama, musik atau tradisinya yang asyik dipelajari. Bukan sekedar itu, sisi sejarah negara tersebut juga wajib Anda kenali.
Bahkan, muncul hasil survei tentang kesan terhadap orang Korea dari Kementerian Kebudayaan, Pariwisata dan Olah Raga Korea, bekerjasama dengan Layanan Informasi Kebudayaan Korea (KOCIS). Disebutkan bahwa 96,4% orang Indonesia menyukai Korea di tahun 2018.
Salah satunya, semangat rakyat Korea untuk melepaskan diri dari kekejaman penjajah Jepang. Ingat tidak, selama 36 tahun rakyat Korea dijajah Jepang pada zaman dulu.
Jepang menjajah Korea dari dari tahun 1910 hingga tahun 1945, sampai Pemerintahan Korea ditiadakan dan selama 36 tahun. Itu bernasib sama dengan kondisi Indonesia, yang pernah dijajah Jepang selama 350 tahun.
Lewat Gerakan Kemerdekaan Korea 1 Maret, rakyat Korea menyerukan anti-kekerasan. Menurut Dubes Republik Korsel untuk RI Kim Chang Beom, gerakan tersebut dapat mengantarkan kedamaian, menguatkan keadilan dan kemanusiaan.
"Hari ini, 100 tahun telah berlalu. Korea berada pada titik balik untuk semenanjung Korea dan perdamaian dunia. Melihat historis Korea dan Indonesia nasibnya hampir sama,"
Dia menyebutkan, dalam buku sejarah yang ditulis oleh Park Eunsik berjudul “The Bloody History of the Korean Independence Movement", keganasan tentara Jepang dalam peristiwa Gerakan Kemerdekaan 1 Maret 1919 membuat 7.509 orang korban tewas, 15.850 korban luka, 45.306 orang ditangkap serta 715 rumah, 47 gereja dan dua sekolah dibakar.
Peristiwa itu sungguh mengerikan dan melekat di benak orang-orang zaman dulu. Kala itu, gerakan kedamaian itu diikuti oleh 2 juta peserta. Sayang, mereka diredam oleh tentara Jepang dengan letusan senjata dan sabetan samurai.
"Gerakan ini mirip dengan Gerakan 5 April di Tiongkok dan gerakan Ahimsa di India. Langkah tersebut merupakan awal dari gerakan kemerdekaan tanpa kekerasan," imbuhnya.
Demi mengingatnya, rakyat Korea yang tersebar di seluruh dunia, yang jumlah mereka kurang lebih 7,500 ribu orang, melakukan sejumlah aksi. Termasuk kurang lebih 40 ribu orang Indonesia tinggal di Korea, seperti TKI, pelajar, karyawan dan ilmuwan.
Sementara itu, pada 3 Maret 2018 di Car Free Day Jalan Sudirman, Jakarta, kurang lebih 1000 orang warga Korea di Indonesia mengadakan gerak jalan damai untuk memperingatinya.
Info menarik : Taruhan bola , Bandar bola , Agent bola
Bahkan, muncul hasil survei tentang kesan terhadap orang Korea dari Kementerian Kebudayaan, Pariwisata dan Olah Raga Korea, bekerjasama dengan Layanan Informasi Kebudayaan Korea (KOCIS). Disebutkan bahwa 96,4% orang Indonesia menyukai Korea di tahun 2018.
Salah satunya, semangat rakyat Korea untuk melepaskan diri dari kekejaman penjajah Jepang. Ingat tidak, selama 36 tahun rakyat Korea dijajah Jepang pada zaman dulu.
Jepang menjajah Korea dari dari tahun 1910 hingga tahun 1945, sampai Pemerintahan Korea ditiadakan dan selama 36 tahun. Itu bernasib sama dengan kondisi Indonesia, yang pernah dijajah Jepang selama 350 tahun.
Lewat Gerakan Kemerdekaan Korea 1 Maret, rakyat Korea menyerukan anti-kekerasan. Menurut Dubes Republik Korsel untuk RI Kim Chang Beom, gerakan tersebut dapat mengantarkan kedamaian, menguatkan keadilan dan kemanusiaan.
"Hari ini, 100 tahun telah berlalu. Korea berada pada titik balik untuk semenanjung Korea dan perdamaian dunia. Melihat historis Korea dan Indonesia nasibnya hampir sama,"
Dia menyebutkan, dalam buku sejarah yang ditulis oleh Park Eunsik berjudul “The Bloody History of the Korean Independence Movement", keganasan tentara Jepang dalam peristiwa Gerakan Kemerdekaan 1 Maret 1919 membuat 7.509 orang korban tewas, 15.850 korban luka, 45.306 orang ditangkap serta 715 rumah, 47 gereja dan dua sekolah dibakar.
Peristiwa itu sungguh mengerikan dan melekat di benak orang-orang zaman dulu. Kala itu, gerakan kedamaian itu diikuti oleh 2 juta peserta. Sayang, mereka diredam oleh tentara Jepang dengan letusan senjata dan sabetan samurai.
"Gerakan ini mirip dengan Gerakan 5 April di Tiongkok dan gerakan Ahimsa di India. Langkah tersebut merupakan awal dari gerakan kemerdekaan tanpa kekerasan," imbuhnya.
Demi mengingatnya, rakyat Korea yang tersebar di seluruh dunia, yang jumlah mereka kurang lebih 7,500 ribu orang, melakukan sejumlah aksi. Termasuk kurang lebih 40 ribu orang Indonesia tinggal di Korea, seperti TKI, pelajar, karyawan dan ilmuwan.
Sementara itu, pada 3 Maret 2018 di Car Free Day Jalan Sudirman, Jakarta, kurang lebih 1000 orang warga Korea di Indonesia mengadakan gerak jalan damai untuk memperingatinya.
Info menarik : Taruhan bola , Bandar bola , Agent bola
Tidak ada komentar